Lingkungan

Cegah Karhutla. Kepala BNPB:  Kepala Daerah Harus Siapkan Anggaran Lebih Besar 

Polisi dan petugas berjibaku memadamkan karhutla di Riau

BANDUNG- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Munardo mengingatkan kepala daerah, Bupati dan Walikota untuk mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk penangan karhutla.

"BNPB belerja keras upaya pencegahan dimaksimalkan bupati walikota dengan mengeluarkan anggaran yang lebih besar untuk pencegahan," ujar Doni saat rapat kerja dengan Gubernur Jawa Barat  di Trans Luxury Hotel, Bandung, Rabu, 27 Maret 2019.

Doni mengaku tidak mudah memadamkan api terutama di lahan gambut. Sekian banyak helikopter yang dikerahkan pihaknya guna memadamkan api tidak bisa optimal karena lahan yang sudah basah, kalau kering kembali bisa terbakar lagi.

Doni juga mengingatkan pada kepala daerah terkait tahun ini  yang diprediksi akan mengalami fase El Nino terpanjang untuk bersiap diri.

"Walaupun BMKG mengatakan Indonesia kebagian sektor yang lemah harus kita waspadai. Mohon kiranya mempersiapkan diri, jangan sampai 2019, El Nino menimbulkan kerugian," tegasnya.

Dala, pertemuan ini, Doni juga menyinggung tentang temuan BNPB dalam karhutla yang terjadi sejak Januari-Maret 2019 di Kalimantan dan Sumatra bagian Timur penyebabnya adalah manusia.

“Sebanyak 99 persen [pelakunya] manusia, 99 persen ini mayoritas karena dibayar,” katanya.

Menurutnya, mayoritas lahan hutan dibakar warga bayaran. Doni memaparkan temuan di setiap desa yang berada di lokasi kebakaran, ada 10-15 orang digunakan secara rutin untuk membakar lahan. 

Pihaknya mencatat selama tiga bulan terakhir ini kebakaran hutan di dua pulau tersebut sudah mencapai 2000 hektare, jika tidak dicegah maka kerugian besar sudah mengintai.

Dia mencontohkan pada 2015 yang dianggap sebagai puncak sejarah kebakaran hutan terbesar, 260 ribu hektare lahan terbakar di seluruh Indonesia.

"Kerugian mencapai US$16,1 miliar atau setara Rp221 triliun, ini lebih besar dibanding kerugian tsunami di Aceh yang kerugiannya mencapai  US$7 miliar," jelas Doni.(rdh/bc)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar